IHSG Bersemangat Lagi, 5 Saham Ini Pemicunya

Read Time:3 Minute, 3 Second

Layar digital pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Gedung Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Senin (11/9/223). (CNBC Indonesia/Tri Susilo) 

Foto: Layar digital pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Gedung Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Senin (11/9/223). (CNBC Indonesia/Tri Susilo)

Jakarta, CNBC Indonesia – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) kembali diperdagangkan di zona hijau pada perdagangan sesi I Senin (27/11/2023), di tengah makin membaiknya sentimen pasar global dan masih derasnya aliran dana asing di Indonesia.

Hingga pukul 12:00 WIB, IHSG menguat 0,44% ke posisi 7.040,36. IHSG masih bertahan di level psikologis 7.000 pada sesi I hari ini.

Nilai transaksi indeks pada sesi I hari ini sudah mencapai sekitar Rp 4,9 triliun dengan melibatkan 11 miliaran saham yang berpindah tangan sebanyak 833.543 kali. Sebanyak 296 saham menguat, 215 saham terkoreksi dan 238 saham stagnan.


Secara sektoral, sektor bahan baku dan properti menjadi penopang terbesar IHSG pada sesi I hari ini, di mana keduanya mencapai 1,32%.

Di lain sisi, beberapa saham juga turut menjadi penopang IHSG. Berikut saham-saham yang menopang IHSG di sesi I hari ini.

EmitenKode SahamIndeks PoinHarga TerakhirPerubahan Harga
Telkom Indonesia (Persero)TLKM12,973.7303,04%
Amman Mineral InternasionalAMMN9,337.4253,85%
Bank Negara Indonesia (Persero)BBNI5,485.3502,88%
Bank Rakyat Indonesia (Persero)BBRI2,915.4250,46%
Adaro Energy IndonesiaADRO1,112.5701,18%

Sumber: Refinitiv

Saham telekomunikasi PT Telkom Indonesia Tbk (TLKM) menjadi penopang terbesar IHSG pada sesi I hari ini, yakni mencapai 12,97 indeks poin.

Tak hanya itu, saham tambang tembaga Grup Salim yakni PT Amman Mineral Internasional Tbk (AMMN) juga menjadi movers IHSG yakni sebesar 9,3 indeks poin.





IHSG bergairah di awal pekan ini di tengah membaiknya sentimen pasar global dalam beberapa hari terakhir. Selain itu, masih derasnya aliran dana investor asing ke pasar keuangan dalam negeri juga turut menopang indeks bursa saham acuan Tanah Air tersebut.

Salah satu sentimen positif dari global yakni masih terkait dengan inflasi Amerika Serikat (AS), yang membuat pasar semakin optimis bahwa bank sentral AS (Federal Reserve/The Fed) bakal melunak kedepannya.

Inflasi AS pada Oktober lalu melandai ke posisi 3,2% secara tahunan (year-on-year/yoy). Nilai tersebut lebih baik dibandingkan bulan sebelumnya sebesar 3,7% (yoy) dan proyeksi pasar yang melandai di 3,3% (yoy).

Di sisi lain, pasar tenaga kerja yang mendingin tercermin dari data pekerjaan yang tercatat di luar sektor pertanian atau non-farm payroll (NFP) hingga Oktober 2023 berada di angka 150.000, menyusut dari bulan sebelumnya sebesar 297.000 dan lebih rendah dari perkiraan pasar sebesar 180.000. Tingkat pengangguran juga sudah naik ke angka 3,9% dari sebelumnya 3,8%.

Hal ini membuat The Fed relatif less hawkish atau cenderung dovish dalam pengambilan keputusan ke depannya.

Bahkan menurut CME Fedwatch Tool, 47,3% pelaku pasar meyakini The Fed akan memangkas suku bunganya pada Mei 2024, 36,3% pelaku pasar meyakini The Fed menahan suku bunganya, serta 3,9% pelaku pasar berekspektasi The Fed akan memangkas suku bunganya pada Mei 2024.

Membaiknya sentimen pasar global dan data ekonomi di dalam negeri yang juga masih cenderung positif membuat asing terus berinvestasi di Indonesia.

Berdasarkan data transaksi 20 – 23 November 2023, investor asing di pasar keuangan domestik tercatat beli neto Rp 7,03 triliun (beli neto Rp 1,59 triliun di pasar SBN, beli neto Rp 0,30 triliun di pasar saham, dan beli neto Rp 5,13 triliun di SRBI).

Di lain sisi, investor juga masih menyambut baik dari langkah Bank Indonesia (BI) yang memutuskan untuk menahan suku bunga acuannya.

BI rate atau BI-7 day reverse repo rate (BI7DRR) dipertahankan di level 6%, sama seperti level saat kenaikan bulan lalu sebesar 25 basis points (bp) pada 19 Oktober 2023.

CNBC INDONESIA RESEARCH

Happy
Happy
0 %
Sad
Sad
0 %
Excited
Excited
0 %
Sleepy
Sleepy
0 %
Angry
Angry
0 %
Surprise
Surprise
0 %
Previous post Saat IHSG Pesta Pora, Asing Borong 10 Saham Ini Jor-Joran
Next post Raksasa Investasi China Zhongzhi Gagal Bayar Rp480,15 T