Pendapatan NCKL Terbang 135% Jadi Rp 17,3 T, Ini Alasannya
Foto: Harita Group Pulau Obi Maluku Utara. (Dok. Harita Group)
Jakarta, CNBC Indonesia – Emiten tambang nikel PT Trimegah Bangun Persada Tbk. (NCKL) membukukan kenaikan laba bersih Pemilik Entitas Induk sebanyak 24% di kuartal ketiga tahun 2023. Sementara pendapatan ikut naik 135%.
Melalui laporan keuangan terbaru, tambang nickel di Pulau Obi tersebut mencatatkan kenaikan Laba Bersih pemilik entitas induk menjadi Rp 4,5 triliun per September 2023, dari sebelumnya Rp 3,6 triliun di periode yang sama.
Laba tersebut ditopang oleh penjualan NCKL yang naik 135% sebesar Rp 17,3 triliun, dibanding sebelumnya Rp 7,4 triliun. Di sisi lain, beban pokok penjualannya ikut terkerek menjadi Rp 11,15 triliun dari sebelumnya Rp 3,59 triliun.
Sejumlah faktor memengaruhi kenaikan laba bersih ini. Diantaranya, tambahan satu jalur produksi Mixed Hydroxide Precipitate (“MHP”) dengan kapasitas sebesar 18.000 ton kandungan nikel/tahun, dan kenaikan produksi biji nikel yang signifikan untuk memenuhi tambahan permintaan akibat adanya kenaikan kapasitas produksi baik dari PT HPL maupun PT HJF.
“Selama periode 9M 2023, anak usaha NCKL di bisnis pertambangan telah memproduksi sekitar 10 juta biji nikel limonite dan 4,4 juta biji nikel saprolite,” ungkap perseroan dalam keternagan tertulis, dikutip Jumat, (1/12/2023).
Sementara dari lini produksi refinery HPAL, sejak adanya penambahan satu jalur produksi, Perseroan mencatatkan kenaikan produksi MHP sebesar 49% dibanding periode tahun sebelumnya yaitu menjadi 46.891 ton kandungan nikel. Sementara dari lini produksi smelter RKEF, NCKL membukukan total produksi Feronikel sebesar 68.994 ton kandungan nikel atau naik 268% dari tahun sebelumnya.
Saat ini, Perseroan sedang melakukan ekspansi lebih lanjut dengan membangun fasilitas HPAL kedua melalui entitas anak yaitu PT Obi Nickel Cobalt (ONC) yang ditargetkan akan memiliki 3 (tiga) jalur produksi dengan kapasitas produksi 65.000 ton kandungan nikel/tahun MHP.
“Diharapkan akan beroperasi secara bertahap mulai di kuartal kedua tahun 2024,” ujarnya.
Perseroan juga sedang merencanakan ekpansi lebih lanjut untuk lini produksi RKEF melalui entitas asosiasi yaitu PT Karunia Permai Sentosa (KPS) yang ditargetkan memiliki 12 jalur produksi dengan kapasitas produksi 185.000 ton kandungan nikel/tahun (feronikel) dan diharapkan akan beroperasi secara bertahap mulai semester kedua tahun 2025.