BCA Bilang Gini Soal Isu Serangan Siber

Read Time:1 Minute, 56 Second

Ilustrasi BCA Syariah. (CNBC Indonesia/Tri Susilo) 

Foto: Ilustrasi BCA Syariah. (CNBC Indonesia/Tri Susilo)

Jakarta, CNBC Indonesia – PT Bank Central Asia Tbk. (BBCA) atau BCA menanggapi soal isu serangan siber yang menerpa bank swasta terbesar RI itu.

Direktur BCA Vera Eve Lim menyebut isu siber sebenarnya memang selalu ada untuk industri apapun.

“Jadi hari ini karena banyak menggunakan digital untuk melayani nasabah, interconnected-nya itu sangat tinggi, sehingga cyber attack bisa kepada aneka industri. Jadi tidak hanya bank,” ujar Vera dalam Public Expose BEI Live, Rabu (29/11/2023).

Kendati demikian BCA menyatakan bahwa sistem keamanan bank itu aman terjaga. Salah satu yang dilakukan untuk menjaga keamanan itu adalah dengan terus meningkatkan belanja modal atau capital expenditure (capex) untuk IT setiap tahunnya. Vera mengungkapkan bahwa alokasi capex untuk IT sejak 2021 hingga 2023 sudah meningkat 3 kali lipat.

Di samping itu, BCA juga sudah banyak menggunakan teknologi yang berkembang saat ini, seperti kecerdasan buatan atau artificial intelligence (AI) dalam melayani kebutuhan nasabah.

BCA menggunakan AI untuk melakukan automasi pada pekerjaan yang repetitif, memperbaiki proses pembuatan keputusan, dan analisis data untuk mendeteksi fraud.

“Kalau ngandelin mata, transaksi jutaan setiap hari, nggak keburu. Sehingga kita juga menggunakan kombinasi dengan robot dalam security activities. Sehingga bisa mem-block transaksi-transaksi yang istilahnya unusual defect terhadap targeted system kita,” ujarnya.

“Jadi investasi nggak hanya softwarenggak hanya hardware, tapi juga perlu menggunakan banyak kombinasi lain.”

BCA juga meluruskan terkait berita yang beredar bahwa myBCA terkena virus itu tidak benar. Tidak ada kebocoran, sebab sistem keamanan di BCA terjaga. Begitu pula dengan kabar bahwa ada kebocoran data, pelakunya telah mengaku bahwa data yang bocor berasal dari institusi keuangan lain.

“Kami juga konsisten melakukan pengamanan, kami juga melakukan pengamanan berlapis untuk sistem BCA khususnya untuk digitalisasi perbankan, kami juga secara periodik melakukan assessment, jadi kami juga bekerja sama dengan beberapa ahli teknologi untuk menembus sistem BCA untuk mengetahui seberapa kuat sistem BCA,” ujar EVP Corporate Communication & Social Responsibility BCA Hera F. Haryn pada kesempatan yang sama.

Ia juga menegaskan bahwa kasus hilangnya duit Rp 68,5 juta milik nasabah BCA di Salatiga melalui QRIS bukan merupakan serangan siber. Saat ini, kasus tersebut sudah dalam penyelidikan oleh pihak yang berwenang dan BCA menghormati proses hukum yang berlangsung.

Happy
Happy
0 %
Sad
Sad
0 %
Excited
Excited
0 %
Sleepy
Sleepy
0 %
Angry
Angry
0 %
Surprise
Surprise
0 %
Previous post Raksasa Investasi China Zhongzhi Gagal Bayar Rp480,15 T
Next post Jokowi Ngamuk RI Kekeringan Uang, Para Bankir Buka Suara