Harga Emas Rekor Terus, Antam Targetkan Penjualan Melonjak 43%
Foto: Karyawati menunjukkan emas PT Aneka Tambang Tbk. (Antam) di salah satu gallery penjualan emas di Jakarta, Kamis (4/5). (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)
Jakarta, CNBC Indonesia – Harga emas terpantau terus melonjak sejak awal Maret 2024. Kenaikan harga emas didorong oleh ketegangan baru di Rusia, serta harapan pemotongan suku bunga oleh Federal Reserve AS tahun ini. Pelaku pasar juga masih menunggu data inflasi pekan ini untuk memastikan waktu pemangkasan tersebut.
Merujuk data Refinitiv, harga emas pada perdagangan Senin (25/3/2024) ditutup di posisi US$ 2.167,84 per troy ons atau menguat 0,17%. Penguatan ini memutus tren negatif sang logam mulia yang ambruk selama dua hari beruntun sebelumnya dengan pelemahan 1%.
Pada perdagangan Selasa (26/3/2024) pukul 06.37 WIB, harga emas di pasar spot menguat 0,46% di posisi US$ 2.177,88 per troy ons.
Di tengah tren menguatnya harga emas dunia ini, salah satu produsen dan penjual logam mulia di Tanah Air, PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) juga turut meningkatkan target penjualannya.
Direktur Utama PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) Nico Kanter mengatakan, pihaknya menargetkan penjualan emas melonjak hingga 43% pada 2024 ini menjadi 37,3 ton dari 26,1 ton pada 2023 lalu.
“Targetnya 36 ton, bahkan 37 ton (target penjualan emas 2024) dan 26 ton (realisasi) tahun lalu, harus ada peningkatan dalam ini,” ungkapnya di Jakarta, dikutip Selasa (26/3/2024).
Walau harga emas akan berfluktuasi ke depannya, namun dia tetap meyakini bahwa emas akan menjadi safe haven atau investasi yang stabil.
“Apakah artinya kita melihat bahwa harga akan naik atau turun, tapi kita punya target, artinya kita punya optimisme. Bahwa ini akan jadi safe haven,” ujarnya.
Harga emas Logam Mulia produksi PT Aneka Tambang Tbk pada hari ini, Selasa (26/3/2024), di butik emas LM Graha Dipta Pulo Gadung melonjak Rp 10.000.
Harga emas Antam ukuran 1 gram dibanderol Rp 1.213.000. Harganya naik Rp 10.000 dibandingkan hari sebelumnya. Kenaikan harga emas ini menjadi kabar gembira setelah harga emas Antam tidak bergerak dalam dua hari beruntun.
Pergerakan harga emas Antam sejalan dengan emas global. Pada perdagangan hari ini, harga emas global ditutup di posisi US$ 2.167,84 per troy ons. Harganya menguat 0,17%. Kenaikan emas ini menjadi kabar gembira mengingat emas ambruk pada perdagangan terakhir pekan lalu.
Pada perdagangan Selasa (26/3/2024) pukul 06.37 WIB harga emas di pasar spot menguat 0,46% di posisi US$2.177,88 per troy ons.
Begitu juga dengan harga buyback (harga yang digunakan ketika menjual emas kembali) berada di posisi Rp 1.105.000 per gram pada hari ini. Harga tersebut naik Rp 10.000 dibandingkan perdagangan kemarin.
Kenaikan emas ditopang oleh ketegangan geopolitik di Rusia serta harapan adanya pemangkasan suku bunga di AS. Seperti diketahui, kelompok ISIS mengaku bertanggung jawab atas serangan ke Rusia pada akhir pekan lalu.
Emas adalah aset aman yang dicari di saat ketegangan geopolitik meningkat seperti yang terjadi saat ini.
Harapan pemangkasan suku bunga juga membuat emas menguat. Pelaku pasar emas tengah menunggu data-data ekonomi AS terbaru untuk menjadi petunjuk seperti apa arah kebijakan The Fed ke depan.
Klaim pengangguran AS awal mingguan dijadwalkan keluar pada Kamis pekan ini dan akan diikuti oleh data indeks harga konsumsi pribadi inti AS (PCE) pada Jumat. Reaksi pasar terhadap data indeks harga konsumsi pribadi mungkin baru akan terlihat pekan depan karena libur Jumat Agung.
“Emas dengan mudah bisa mencapai level US$2.300 atau lebih tinggi pada kuartal kedua, saat pedagang diskresioner dan investor dana yang diperdagangkan di bursa, yang sejauh ini belum benar-benar berpartisipasi dalam reli, masuk ke pasar setelah pemotongan suku bunga dikonfirmasi,” kata Bart Melek, kepala strategi komoditas di TD Securities, kepada Reuters.
Kenaikan dolar AS juga membatasi pergerakan harga emas. Indeks dolar ditutup ke posisi 104,47 pada perdagangan kemarin, melesat dibandingkan pada akhir pekan lalu yang tercatat 104%.
Posisi indeks dolar saat ini merupakan yang tertinggi sejak 14 Februari 2024 atau lebih dari 1,5 bulan terakhir. Penguatan dolar ini terutama terjadi setelah aktivitas ekonomi AS masih kencang.