2024, Laba Bersih IPCC Rp 212,2 Miliar, Naik 11,2%

Read Time:1 Minute, 10 Second
Petugas memeriksa alat berat yang baru datang dari China di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, Kamis (15/7/2021). Anak usaha PT Pelabuhan Indonesia II (Persero atau Pelindo 2, PT Indonesia Kendaraan Terminal Tbk (IPCC) melaporkan data terbaru bongkar muat kendaraan di Terminal IPCC Tanjung Priok, Jakarta Utara selama semester I-2021.(CNBC Indonesia/Tri Susilo)
Foto: Bongkar Muat Impor Alat Berat (CNBC Indonesia/Tri Susilo)

Jakarta, CNBC Indonesia – PT Indonesia Kendaraan Terminal Tbk. (IPCC) mencatat laba tahun berjalan sepanjang 2024 sebesar Rp 212,2 miliar. Capaian tersebut naik sebesar 11,2% dari tahun 2023 yang sebesar Rp 190,8 miliar.

Mengutip laporan keuangannya yang disampaikan melalui keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI), capaian tersebut berasal dari pendapatan operasi yang naik sepanjang tahun 2024 sebesar 12,1% menjadi Rp 824,5 miliar dari sebelumnya yang sebesar Rp 735,2 miliar.

Seiring dengan kenaikan pendapatan, beban pokok pendapatan juga naik menjadi Rp 477,07 miliar dari Rp 408,7 miliar. Sehingga laba kotor IPCC naik menjadi Rp 347,5 miliar dari sebelumnya Rp 326,4 miliar.

Baca:IPCC Bagi Dividen Interim Rp 44,4 Miliar, Cek Jadwalnya

Dikurangi beban umum dan administrasi yang naik menjadi Rp 89,4 miliar, pendapatan operasi lainnya yang naik menjadi Rp 12,7 miliar, beban operasi lainnya yang naik menjadi Rp 14,2 miliar, maka laba usaha naik menjadi Rp 256,5 miliar dari Rp 245,2 miliar.

Selanjutnya, pendapatan keuangan naik menjadi Rp 45 miliar dan beban keuangan yang turu menjadi Rp 31,7 miliar, maka laba sebelum pajak penghasilan badan naik menjadi Rp 269,8 miliar.

Adapun total aset IPCC sepanjang tahun 2024 juga naik 3,9% menjadi Rp 1,85 triliun dibandingkan tahun 2023 yang sebesar Rp 1,78 triliun.

Happy
Happy
0 %
Sad
Sad
0 %
Excited
Excited
0 %
Sleepy
Sleepy
0 %
Angry
Angry
0 %
Surprise
Surprise
0 %
Previous post Pasar Menanti Dampak Tarif AS, Harga Minyak Cenderung Stagnan
Next post Sri Mulyani Blak-blakan Risiko Tarif Trump Ubah Perekonomian Global