Jelang Inflasi AS Malam Ini, Rupiah Meringis
Foto: Ilustrasi dolar Amerika Serikat (USD). (CNBC Indonesia/ Muhammad Sabki)
Jakarta, CNBC Indonesia – Rupiah melemah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) menjelang rilisnya data inflasi AS malam hari ini.
Merujuk dari Refinitiv, rupiah ditutup melemah tpis 0,20% terhadap dolar AS di angka Rp15.365/US$ pada hari Rabu (13/9/2023). Posisi ini memperpanjang tren pelemahan rupiah sejak 1 September 2023 dan merupakan posisi terlemah sejak 16 Maret 2023.
Pelemahan rupiah hari ini terjadi di tengah sikap menunggu hasil rilis data inflasi AS malam hari ini pukul 7.30 WIB.
Melansir platform penghimpun data, trading economic, inflasi umum AS diperkirakan akan melonjak ke 3,6% secara tahunan (year-on-year/yoy) dari bulan sebelumnya sebesar 3,2% yoy.
Bila inflasi AS lebih buruk dari ekspektasi pasar maka harapan pasar melihat bank sentral AS The Federal Reserve (The Fed) melunak akan semakin kecil, mengingat target inflasi AS oleh The Fed yakni di kisaran 2% dan fokus AS saat ini adalah bagaimana menekan inflasi hingga semakin mendekati target.
Target inflasi tersebut tampaknya masih sulit untuk dicapai The Fed tahun ini, mengingat harga minyak mentah global yang masih lanjut naik akibat supply minyak yang ketat.
Pada perdagangan kemarin (12/9/2023) harga minyak mentah dunia masih terpantau menguat secara harian. WTI Crude Oil melonjak 2,09% menjadi US$ 89,10 per barel, sementara Brent Oil naik 1,56% ke posisi US$ 92,05 per barel. Kenaikan kemarin mengakumulasi lonjakan harga selama sebulan terakhir pada WTI Crude Oil sebesar 8,89%, sedangkan Brent Oil melesat 7,73%.
Ekspektasi masih hawkishnya The Fed akan memicu capital outflow sehingga rupiah bisa tertekan. Ekspektasi tersebut terlihat dari pergerakan indeks dolar AS (DXY) yang mengalami apresiasi 104,75.
Indeks dolar AS menguat tajam ke 104,71 pada perdagangan hari ini, tertinggi dalam tiga hari terakhir. Penguatan indeks menunjukkan betapa perkasanya mata uang Greenback terhadap mata uang lain.
Perangkat CME Fedwatch menunjukkan 93% investor yakin The Fed akan menahan suku bunga acuan di 5,25%-5,5% dalam pertemuan September. Sebanyak 7% memperkirakan adanya kenaikan suku bunga sebesar 25 bps.
CNBC INDONESIA RESEARCH
Average Rating