BI Bidik Kredit Tumbuh 10-12%, Himbara Optimis Tapi…
Foto: Ilustrasi Bank (CNBC Indonesia/ Edward Ricardo)
Jakarta, CNBC Indonesia – Bank Indonesia (BI) memproyeksikan, kredit perbankan dapat tumbuh double digit 10%-12% tahun depan. Otoritas Jasa Keuangan (OJK) pun telah menerima dan sedang mengevaluasi seluruh rencana bisnis bank (RBB) tahun 2024.
Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan OJK Dian Ediana Rae mengatakan otoritas sangat optimistis untuk tahun depan, karena pertumbuhan ekonomi Indonesia yang konsisten di atas 5%. Namun tidak dapat dipungkiri bahwa ada berbagai tantangan, seperti situasi global masih tidak menentu, suku bunga yang akan tetap tinggi, serta tahun politik di Indonesia sendiri.
Himpunan bank milik negara (himbara) pun telah membeberkan bagaimana target dan strategi mereka ke depan. Meskipun merasa optimistis untuk tahun depan, sebagian mengaku mungkin tidak gencar seperti tahun ini.
Di antaranya bank pelat merah PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. (BBRI) yang meyakini pertumbuhan kredit akan tetap positif tahun depan. Corporate Secretary BRI Agustya Hendy Bernadi menyebut kemungkinan pertumbuhan tahun depan tidak akan seperti tahun ini.
“Terkait dengan proyeksi pertumbuhan di tahun depan, BRI optimistis di tahun depan penyaluran kredit akan tumbuh positif, namun pertumbuhannya tidak se-agresif di tahun ini,” kata Hendy kepada CNBC Indonesia, Kamis (8/12/2023).
Bank pelat merah PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk. (BBTN) pun telah menetapkan proyeksi pertumbuhan kredit sebesar 10%-11% tahun depan. Angka tersebut berada di rentang bahwa proyeksi BI.
“Pertumbuhan kredit masih akan didorong oleh kredit perumahan. Untuk kredit non subsidi kami akan dorong terutama dengan adanya insentif PPN 0 persen dari pemerintah untuk harga rumah dibawah Rp2 miliar,” ujar Corporate Secretary BTN Ramon Armando kepada CNBC Indonesia, Selasa (5/12/2023) lalu.
Sama halnya dengan bank pelat merah PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. (BBNI), yang memproyeksikan pertumbuhan kredit sebesar 10% tahun depan, berada di batas bawah rentang proyeksi BI. Direktur Human Capital & Compliance BNI Mucharom mengatakan penyaluran kredit tahun depan akan lebih baik dibanding tahun ini kala masyarakat cenderung wait and see.
“Dengan resilient ekonomi Indonesia, kredit tahun depan bakal lebih baik. Kalau tahun ini banyak wait and see, tahun depan kita perkirakan 10% atau sejalan di industri. Adapun fokus segmen korporasi khususnya bluechip baik swasta maupun BUMN serta turunan value chain baik di swsasta maupun BUMN,” paparnya saat Public Expose Live BEI, Senin (27/11/2023) lalu.
Sementara itu, bank pelat merah PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. (BMRI) tetap menargetkan untuk bisa bertumbuh di atas industri perbankan nasional tahun depan. Hal ini berlandaskan pertumbuhan produk domestik bruto (PDB) Indonesia diperkirakan dapat tumbuh 5% serta inflasi yang tetap terkendali.
“Melihat kondisi tersebut, kami menargetkan untuk tetap tumbuh di atas industri di tahun depan sehingga market share Bank Mandiri dapat terus meningkat,” ujar Direktur Keuangan BMRI Sigit Prastowo kepada CNBC Indonesia, Rabu (6/12/2023).
Bank Mandiri pun telah menyiapkan berbagai strategi yang tertuang dalam RBB 2024, untuk mencapai target tersebut. Pada intinya, kata Sigit, pihaknya akan meneruskan strategi bisnis yang telah dijalankan selama beberapa tahun terakhir.
“Yaitu menjaga dominasi di segmen wholesale serta tumbuh melalui pendekatan value chain berbasis ekosistem, dengan tetap mendorong inisiatif digital yang progresif, terutama untuk memperkuat basis dana murah,” jelasnya.
Terkait proyeksi BI untuk pertumbuhan kredit tahun depan, pengamat menilai itu berat. Namun begitu, Ekonom Senior INDEF Aviliani pekan lalu mengatakan proyeksi tersebut dapat tercapai jika penyaluran kredit diarahkan kepada sektor-sektor tertentu.
Yang kedua, kata dia, perusahan cenderung baru mendapatkan perizinan, seperti perusahaan tambang usai pemilihan umum (pemilu).