Inflasi AS Memanas Gak Mempan, Harga Emas Antam Tetap Nanjak
Foto: Logam Mulia Antam. (CNBC Indonesia/Tri Susilo)
Jakarta, CNBC Indonesia – Harga emas Logam Mulia produksi PT Aneka Tambang Tbk pada Jumat (12/1/2024) di butik emas LM Graha Dipta Pulo Gadung naik Rp4.000 per gram menjadi Rp1.124.000.
Begitu juga dengan harga buyback (harga yang digunakan ketika menjual emas kembali) berada di posisi Rp1.023.000 per gram, naik Rp5.000 per gram.
Pada perdagangan Kamis (11/1/2024) harga emas di pasar spot ditutup menguat 0,23% di posisi US$ 2028,09 per troy ons. Penguatan ini menjadi kabar baik mengingat emas jatuh pada perdagangan Rabu.
Kenaikan harga emas dunia tersebut mendorong laju emas Antam sehingga menguat hari ini.
Emas menguat meski inflasi AS kembali memanas. AS pada Rabu atau Kamis malam (11/1/2024) mengumumkan data inflasi konsumen (CPI) periode Desember 2023. Inflasi Paman Sam pada akhir 2023 naik menjadi 3,4% secara tahunan (year-on-year/yoy), dari sebelumnya sebesar 3,1% pada November 2023.
Meski inflasi naik, pelaku pasar masih optimis jika bank sentral AS The Federal Reserve (The Fed) akan melunak tahun ini. Karena itulah, indeks dolar justru melemah dan emas menguat.
Menurut alat CME Fedwatch, para pelaku pasar melihat kemungkinan 67% penurunan suku bunga pada bulan Maret 2024, dibandingkan dengan peluang 71% yang terlihat sebelum laporan tersebut.
Harga emas sangat sensitif terhadap pergerakan suku bunga AS. Kenaikan suku bunga AS akan membuat dolar AS dan imbal hasil US Treasury menguat. Kondisi ini tak menguntungkan emas karena dolar yang menguat membuat emas sulit dibeli sehingga permintaan turun. Emas juga tidak menawarkan imbal hasil sehingga kenaikan imbal hasil US Treasury membuat emas kurang menarik.
Namun, suku bunga yang lebih rendah akan membuat dolar AS dan imbal hasil US Treasury melemah, sehingga dapat menurunkan opportunity cost memegang emas. Sehingga emas menjadi lebih menarik untuk dikoleksi.
CNBC Indonesia Research