2023, Krakatau Steel (KRAS) Rugi Rp2,03 T! Ini Penyebabnya
Foto: dok Krakatau Steel
Jakarta, CNBC Indonesia – Emiten BUMN, PT Krakatau Steel (Persero) Tbk. (KRAS) mengungkapkan bahwa dengan masih tingginya beban keuangan senilai US$ 129,59 juta atau setara Rp 2 triliun dan rugi selisih kurs senilai US$ 9,62 juta atau setara Rp 148,48 miliar, sehingga KRAS membukukan rugi bersih tahun berjalan senilai US$ 131,65 juta atau setara Rp 2,03 triliun.
Direktur Utama Krakatau Steel Purwono Widodo mengatakan, pendapatan perseroan sepanjang tahun 2023 senilai US$ 1,45 miliar atau setara Rp 22,45 triliun.
Dari sisi biaya usaha, terjadi penurunan 6% dibanding tahun lalu menjadi senilai US$ 125,33 juta atau setara Rp 1,94 triliun di tahun 2023 dan ada tambahan kontribusi positif dari bagian laba entitas asosiasi senilai US$ 41,41 juta atau setara Rp 0,64 triliun.
Selain itu Purwono menyampaikan bahwa Perseroan juga berhasil menurunkan total liabilitas sebesar 10% dari USD2,61 miliar menjadi USD2,35 miliar di tahun 2023.
Hal ini karena adanya pembayaran sebagian pokok hutang Tranche A dan Tranche B sebesar US$ 283,78 juta yang bersumber dari divestasi anak perusahaan maupun optimalisasi lahan.
“Hingga saat ini kami masih terus berupaya mempertahankan pencapaian kinerja terlihat dengan arus kas Perseroan yang masih dapat kami jaga tetap positif dengan saldo kas akhir tahun 2023 senilai US$102,7 juta atau setara Rp1,58 triliun atau naik 30% dibandingkan tahun 2022,” kata Purwono dalam keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI), Selasa (3/6).
Lebih lanjut Purwono menjelaskan bahwa kerugian yang dialami Krakatau Steel merupakan salah satu dampak tidak beroperasinya fasilitas Hot Strip Mill 1 (HSM#1), penghasil produk utama Hot Rolled Coil (HRC) akibat kerusakan pada switch house Finishing Mill.
Selain itu, aksi korporasi divestasi saham beberapa anak usaha di Subholding Krakatau Sarana Infrastruktur untuk pembayaran utang Tranche B juga berdampak pada penurunan kinerja karena di tahun 2023 ini sudah tidak lagi dikonsolidasikan ke Krakatau Steel Grup.
“Perseroan saat ini terus berupaya semaksimal mungkin menjaga performa kinerja selama recovery pabrik HSM#1. Perbaikan fasilitas HSM#1 akan selesai tahun ini dan diharapkan produksi pertama produk HRC pasca perbaikan akan dilakukan pada Triwulan IV tahun 2024,” tambah Purwono.
Purwono menyatakan bahwa prioritas Krakatau Steel saat ini adalah tetap berupaya menjaga kinerja dengan menyelesaikan perbaikan fasilitas HSM#1 sesuai dengan jadwal yang ditargetkan untuk beroperasi kembali di akhir tahun 2024 dan sejalan dengan hal tersebut, Krakatau Steel juga sedang menyelesaikan restrukturisasi lanjutan atas sisa utang dengan para kreditur dan pemegang saham.