Harga Turun Terus, BEI Pelototi Saham Geoprima Solusi (GPSO)

Read Time:1 Minute, 4 Second
Pembukaan perdagangan saham terdapat 4 emiten baru yang mencatatkan sahamnya secara perdana atau listing di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Rabu (7/2/2024). (CNBC Indonesia/Tri Susilo)
Foto: (CNBC Indonesia/Tri Susilo)

Jakarta, CNBC Indonesia – Bursa Efek Indonesia (BEI) menawasi dengan ketat perdagangan saham PT Geoprima Solusi Tbk. (GPSO) karena mengalami penurunan harga saham di luar kebiasaan (Unusual Market Activity).

DEMO BESTPROFIT

“Dalam rangka perlindungan Investor, dengan ini kami menginformasikan bahwa telah terjadi penurunan harga saham PT Geoprima Solusi Tbk. (GPSO) di luar kebiasaan (Unusual Market Activity),” tulis manajemen BEI, Senin (1/7).

Meskipun demikian, pengumuman Unusual Market Activity (UMA) tidak serta merta menunjukkan adanya pelanggaran terhadap peraturan perundang-undangan di bidang pasar moda.

Informasi terakhir mengenai Perusahaan Tercatat adalah informasi tanggal 21 Juni 2024 yang dipublikasikan melalui website PT Bursa Efek Indonesia tentang penyampaian materi public expose – tahunan.

Sebagai informasi, sebelumnya Bursa telah mengumumkan UMA pada tanggal 26 April dan 25 Maret 2024, serta 28 November 2023 atas perdagangan saham GPSO.

“Sehubungan dengan terjadinya UMA atas saham GPSO tersebut, perlu kami sampaikan bahwa Bursa saat ini sedang mencermati perkembangan pola transaksi saham ini,” sebutnya.

Dengan demikian, investor diharapkan untuk memperhatikan jawaban emiten atas permintaan konfirmasi Bursa, mencermati kinerja emiten dan keterbukaan informasinya, mengkaji kembali rencana corporate action emiten apabila rencana tersebut belum
mendapatkan persetujuan RUPS.

Serta, mempertimbangkan berbagai kemungkinan yang dapat timbul di kemudian hari sebelum melakukan pengambilan keputusan investasi.

Mengutip RTI, saham GPSO anjlok sebesar 44,8% selamq sebulan terakhir.

Happy
Happy
0 %
Sad
Sad
0 %
Excited
Excited
0 %
Sleepy
Sleepy
0 %
Angry
Angry
0 %
Surprise
Surprise
0 %
Previous post Dulu Raja Kain Ikon Penguasa, Sekarang Malah Tertimbun Utang
Next post Bank Mandiri Ungkap Alasan Lepas 600.000 Saham Mandiri Inhealth ke IFG