Harga Minyak Mentah Mendidih Disulut Tensi Panas Timur Tengah
Jakarta, CNBC Indonesia – Harga minyak menguat pada awal perdagangan hari ini melanjutkan reli kenaikan lebih dari 3% minggu lalu, didukung oleh ketegangan geopolitik dan data ekonomi yang lebih baik.
Berdasarkan data Refinitiv pada Senin (12/8/2024) pukul 9.40 WIB harga minyak mentah acuan Brent tercatat US$79,82 per barel, naik 0,2% dibandingkan posisi sebelumnya.
Sementara minyak mentah acuan dari Amerika Serikat West Texas Intermediate (WTI) menguat 0,4% pagi ini ke US$77,18 per barel.
“Para pedagang tetap waspada terhadap ketegangan yang meningkat di Timur Tengah,” kata analis ANZ dalam sebuah catatan.
Risiko eskalasi konflik Israel-Palestina terus mendukung harga setelah Iran dan Hizbullah berjanji untuk membalas pembunuhan pemimpin Hamas Ismail Haniyeh dan komandan militer Hizbullah Fuad Shukr.
Serangan Israel ke Gaza meningkat pada hari Sabtu dengan serangan udara di kompleks sekolah yang menewaskan sedikitnya 90 orang, menurut Layanan Darurat Sipil Gaza, meskipun Israel mengatakan jumlah korban tewas itu dilebih-lebihkan. Hamas meragukan partisipasinya dalam perundingan gencatan senjata baru pada hari Minggu.
Brent mengakhiri minggu lalu naik lebih dari 3,5% pada minggu ini, sementara WTI naik lebih dari 4%, karena data ekonomi yang mendukung dan meningkatnya harapan akan penurunan suku bunga AS.
Tiga bankir sentral AS mengatakan minggu lalu bahwa inflasi tampaknya cukup mereda sehingga Federal Reserve akan memangkas suku bunga paling cepat bulan depan.
Harga konsumen China naik lebih cepat dari yang diharapkan pada bulan Juli, dan klaim pengangguran mingguan AS turun lebih dari yang diharapkan minggu lalu.
CNBC INDONESIA RESEARCH