Perusahaan Elektronik Ini Mendunia, Ternyata Milik Orang RI

Read Time:2 Minute, 58 Second
Beragam model hingga tipe motor listrik pun di pasaran, dengan harga yang beragam salah satunya produsen dari pabrik elektronik Polytron. (CNBC Indonesia/ Muhammad Sabki)
Foto: (CNBC Indonesia/ Muhammad Sabki)

Jakarta, CNBC Indonesia – Polytron saat ini telah dijual di lebih dari 40 negara, seperti India, Spanyol, hingga Amerika Serikat. Merek elektronik ini di Indonesia dikenal sebagai penyedia berbagai kebutuhan peralatan rumah tangga hingga motor listrik.

Di balik keberhasilan merek yang telah berdiri sejak 1975 ini ternyata ada tangan dingin orang terkaya Indonesia. Mereka adalah Robert Budi Hartono dan Michael Bambang Hartono, yang juga tercatat sebagai pemiliki grup Djarum. 

Sebagai informasi, Polytron didirikan pada tanggal 16 Mei 1975 di Kudus, Jawa Tengah. Awalnya perusahaan ini diberi nama PT Indonesian Electronic & Engineering. Kemudian, pada tanggal 18 September 1976 berubah nama menjadi PT Hartono Istana Electronic, lalu merger dan menjadi PT Hartono Istana Teknologi.

Mengutip Wikipedia, Polytron pertama kali dibangun dengan modal sebesar Rp 50 miliar. Awalnya, kerjasama dibangun dengan Philips dan Salora dalam bentuk transfer teknologi. Produk pertama yang dikeluarkan perusahaan ini adalah televisi (hitam putih) pada 1979, yang sampai sekarang masih menjadi produk utamanya.

Lalu, pada 1984 perusahaan juga mengeluarkan audio compo sebagai produk kedua. Di tahun 1988, demi menjangkau pasar yang lebih luas, PT Hartono Istana Teknologi juga mengeluarkan merek Digitec dan Oke. Digitec sendiri diposisikan sebagai elektronika digital mewah berasal dari Jepang dan Oke sendiri diposisikan sebagai elektronika digital mewah berasal dari Amerika Serikat.

Sejak 2000-an, hanya nama Polytron yang digunakan dan kemudian cakupan produknya diperluas. Perusahaan ini kemudian mulai menghasilkan berbagai macam perlengkapan elektronik. Barang yang dihasilkan oleh Polytron ialah speaker, televisi, lemari es (sejak akhir 2000), mesin cuci (sejak 2010), AC (sejak awal 2000), ponsel cerdas (sejak 2011) dan masih banyak lagi.

Polytron memiliki 2 pabrik masing-masing di Kudus seluas 70.000 m2 dan di Sayung, Demak 130.000 m2 (merupakan pabrik lemari es terbesar di Jawa Tengah) dengan karyawan lebih dari 10.000 orang, 11 kantor perwakilan, 5 dealer resmi dan 50 pusat layanan yang meliputi seluruh Indonesia.

Polytron juga mempunyai divisi Research and Development (pengembangan produk) yang diperkuat dengan total 500 orang ahli dalam berbagai bidang teknologi, ini dilakukan untuk selalu siap merespon perkembangan teknologi di pasar Indonesia.

Sementara, ketika tim CNBC Indonesia bertemu dan berbincang dengan Bambang yang menyandang predikat orang terkaya di Indonesia, tak lantas membuat dirinya menjadi sombong.

Bahkan Bambang langsung semangat ketika membicarakan soal kuliner dan jajanan makanan favorit. Apalagi mengenai menu sarapan favoritnya jika berada di Kudus, Jawa Tengah.

“Kalau pagi-pagi itu saya selalu cari lentog, enak sekali itu,” ungkap Bambang, dikutip Selasa (24/9/2024).

Lentog adalah makanan seperti lontong sayur yang beralaskan daun pisang. Satu porsi lentog terdiri dari irisan lontong, tahu, tempe, dan sayur nangka.

Lebih lanjut, Bambang menyarankan untuk mengonsumsi Lentog dengan banyak cabai. Karena makanan itu paling enak disantap pedas-pedas.

“Saya kalau makan lentog, minimal cabe sepuluh,” jelasnya dengan bersemangat.

Selain Lentog, Bambang mengaku lebih suka jajanan rakyat yang ada di pinggir-pinggir jalan, bukan makanan yang fancy favorit beberapa masyarakat kelas menengah atau kelas atas lainnya.

“Saya suka sate kambing, sop kambing. Itu semua saya paling tidak seminggu sekali makan, atau dua kali,” kata Bambang.

Namun, dalam pengakuan itu, Bambang agak sedih karena kini ia agak susah menikmati jajanan-jajanan favorit. Hal tersebut dikarenakan semua orang mengenal wajahnya sejak turut serta dalam Asian Games 2018.

“Jadi, enggak bisa diam-diam lagi. Semua menyapa, waduh. Kalau begini mesti pakai wig atau brengos [brewok] buat menyamar besok-besok,” ujarnya disusul dengan tawa.

Ini bukan artinya ia keberatan dikenal atau disapa banyak orang. Bambang hanya ingin menikmati makanan kesukaan dengan tenang layaknya masyarakat pada umumnya.

“Kalau sekarang banyak minta foto-foto,” ungkapnya.

Happy
Happy
0 %
Sad
Sad
0 %
Excited
Excited
0 %
Sleepy
Sleepy
0 %
Angry
Angry
0 %
Surprise
Surprise
0 %
Previous post Breaking! Rupiah Strong, Dolar Terkapar ke Rp15.075
Next post Ternyata Ini yang Bikin Bank Sulit Genjot Kredit di RI