IHSG Sesi I Menguat Tipis Dipimpin Sektor Properti

Read Time:1 Minute, 39 Second
Laju bursa saham domestik langsung tertekan dalam pada perdagangan hari ini, Kamis (10/9/2020) usai Pemerintah Provinsi DKI Jakarta mengumumkan akan memberlakukan kebijakan pembatasan sosial berskala besar (PSBB) mulai Senin pekan depan.

Sontak, investor di pasar saham bereaksi negatif. Indeks Harga Saham Gabungan anjlok lebih dari 4% ke level 4.920,61 poin. Investor asing mencatatkan aksi jual bersih Rp 430,47 miliar sampai dengan pukul 10.18 WIB.  (CNBC Indonesia/ Tri Susilo)
Foto: Ilustrasi Bursa Efek Indonesia (CNBC Indonesia/ Tri Susilo)

Jakarta, CNBC Indonesia – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) memangkas penguatan pada sesi I hari ini, Jumat (14/2/2025).

Pada pembukaan perdagangan hari ini, IHSG dibuka naik 0,45% ke level 6.654,52. Akan tetapi pada istirahat makan siang penguatan IHSG menyusut jadi 0,14%. 

Sebanyak 294 saham naik, 228 saham turun, dan 248 saham tidak bergerak. Nilai transaksi hingga sesi I mencapai Rp8,02 triliun dengan melibatkan 7,76 miliar saham dalam 643.037 transaksi. 

Hampir seluruh sektor berada di zona hijau hari ini, dengan dipimpin oleh properti yang melonjak 2,9%. Kemudian diikuti oleh teknologi 0,61%, utilitas 0,43%, konsumer 0,43%, bahan baku 0,17%.

Sebagaimana diketahui, dalam sejak pertengahan pekan lalu IHSG merosot cukup dalam. Penguatan pada sesi I hari ini tercatat belum mampu mengompensasi penurunan IHSG dalam 5 hari terakhir. 

Adapun IHSG merosot seiring dengan kaburnya dana asing dari pasar modal Tanah Air. Pada perdagangan kemarin, net foreign sell kembali membengkak menjadi Rp 818 miliar.

Dalam sepekan terakhir net sell asing telah mencapai Rp 2,93 triliun di seluruh pasar. Sepanjang tahun berjalan, net foreign sell telah mencapai Rp 9,93 triliun. 

Sementara itu, sentimen perdagangan hari ini masih dipengaruhi oleh domestik dan global. 

Rencana pengenaan tarif perdagangan yang disampaikan Trump menjadi sentimen utama penggerak pasar. Bagi IHSG, rupiah hingga SBN, pemberlakuan tarif akan meningkatkan ketidakpastian global hingga pelemahan ekonomi dunia.

Tidak hanya itu, rencana tarif Trump dikhawatirkan akan memicu keluarnya dana asing dari pasar keuangan Indonesia secara besar-besaran. Pasalnya, investasi di AS akan semakin menarik sehingga dolar AS menguat dan mata uang lain akan terus melemah.

Investor juga akan membawa kembali modalnya dari pasar negara berkembang seperti Indonesia balik ke AS yang membuat tekanan besar pada SBN, IHSG, hingga rupiah.

Happy
Happy
0 %
Sad
Sad
0 %
Excited
Excited
0 %
Sleepy
Sleepy
0 %
Angry
Angry
0 %
Surprise
Surprise
0 %
Previous post Belum Bayar Amortisasi dan Bunga Obligasi, BEI Gembok Saham ZINC
Next post Dalam 6 Bulan, Saham Emiten Ini Naik 2.539%! Auto Digembok Bursa