Penjualan Mobil Toyota & Daihatsu Digempur Barang China
Jakarta, CNBC Indonesia – PT Astra International Tbk (ASII) mencatatkan penurunan laba neto dari segmen bisnis otomotifnya sebesar 3% atau Rp160 miliar di semester 1-2024. Penurunan terjadi di tengah gempuran produk kendaraan baru dari China.
Astra mencatat, pasar kendaraan nasional turun 19%, sedangkan penjualan kendaraan di Astra sendiri turun 17% menjadi 232 ribu unit di paruh pertama tahun ini. Meski demikian, pangsa pasarnya naik dari 55% menjadi 57%
Direktur ASII Henry Tanoto pun tak menampik adanya gempuran kompetitor baru yang kebanyakan berasal dari perusahaan China. Meski demikian, menurutnya, ini merupakan pertanda baik.
“Memang sekarang semakin banyak pemain-pemain baru yang masuk ke pasar kita, terutama memang produk Cina yang cukup signifikan. Jadi buat kami ini cukup baik karena berarti market otomotif di Indonesia ini sangat atraktif dan juga akan tumbuh ya ke depannya,” ucap Henry dalam Public Expose Astra secara virtual, Kamis, (8/8/2024).
Terkait strategi di tengah kompetisi ini, Henry mengatakan pihaknya akan memperkuat penjualan mobil besutan Astra, seperti Toyota, Daihatsu dan lainnya. Tak lupa, penguatan segmen ekosistem penunjang produk seperti di bidang sparepart hingga pembiayaannya juga akan digalakkan kembali.
Sementara itu, Astra juga akan mendorong penjualan kendaraan listrik hybrid. Di Indonesia sendiri, pangsa pasar electric vehicles (EV) naik dari tahun lalu sebesar 6,6% menjadi 9,3%.
“Dan majority dari 9,3% ini hampir 70% adalah hybrid. Dan ini memang menunjukkan hybrid juga diterima sangat baik sekali oleh masyarakat Indonesia. Karena memang disebabkan pemakaian hybrid selain enjoy dari fuel consumption yang lebih baik, emisi yang lebih baik. Juga ternyata resale value juga cukup baik ya,” kata dia.
Hingga Juni 2024, market share mobil EV hybrid di ASII tercatat mencapai hampir 60% dari total pasar di Indonesia.
Sebelumnya, konglomerasi bisnis Astra International melaporkan penurunan laba bersih 9,12% yoy menjadi Rp 15,86 triliun di semester pertama 2024. Pada periode yang sama tahun lalu laba bersih perusahaan sebesar Rp 17,45 triliun.
Penurunan laba bersih ASII terjadi seiring dengan pendapatan perusahaan yang ikut turun 1,49% yoy menjadi Rp 159,97 triliun dari semula mencapai Rp 162,39 triliun pada paruh pertama 2023. Adapun segmen otomotif dan alat berat pertambangan menyumbang penurunan terbesar dari lini bisnisnya.
Penurunan laba ASII juga diperparah oleh kerugian yang belum direalisasi atas investasi di saham GoTo Gojek Tokopedia (GOTO) dan Medikaloka Hermina (HEAL). Adapun nilai kerugian investasi di kedua perusahaan tersebut mencapai Rp 817 miliar, berbalik dari semula untung Rp 130 miliar pada periode yang sama tahun lalu.